Senin, 15 Agustus 2016

PEDOMAN WINDSHIELD SURVEY (SUSI)



PEDOMAN WINSHIELD SURVEY

1.      Perumahan
Menguraikan tentang : kepadatan bangunan perumahan, jenis-jenis bangunan, halaman-halaman rumah pada umumnya
2.      Lingkungan Terbuka
Uraikan banyaknya/luas lingkungan terbuka dan penggunaannya, kepemilikannya.
3.      Batas Wilayah
Uraikan batas-batas wilayah desa, batas batas, timur, selatan dan utara. Sebutkan nama-nama daerah sesuai batas administrasinya gambarkan daerahnya.
4.      Transportasi
Uraikan alat transportasi yang digunakan masyarakat, bagaimanakah kondisi jalannya.
5.      Pusat Pelayanan
Sebutkan pusat-pusat pelayanan yang saudara lihat, misal : sekolah, pasar, masjid dan lainnya, pusat kesehatan yang ada
6.      Kebiasaan Masyarakat
Sebutkan siapa, dimana, kapan (pagi, siang, sore, malam) masyarakat berkumpul.
7.      Masyarakat Yang Banyak Dijumpai
Siapa yang banyak saudara jumpai dijalan atau ditempat berkumpul, dimanakah biasanya masyarakat berkumpul.
8.      Media Informasi
Uraikan media informasi yang banyak digunakan masyarakat dirumah, dijalan, dipusat pelayanan, dikantor, desa dan lainnya.
9.      Issue
Apa yang saudara dengar yang hangat dibicarakan oleh masyarakat
10.  Pencemaran Lingkungan Ada
Jenis pencemaran dan asal pencemaran
11.  Kondisi Selokan dan Parit
Bagaiman kondisi selokan dan parit yang ada didesa, apakah tampak kotor, air yang menggenang/tidak mengalir dengan lancar, banyak sampah, dll.
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGURUS POSYANDU (KADER KESEHATAN)

1.      Berapakah jumlah kader ?
2.      Berapa yang aktif ?
3.      Apa motivasnya menjadi kader?
4.      Apakah pernah mengikuti pelatihan ? Jika sudah, Materi pelatihan apa sajakah yang pernah didapat ?
5.      Jika belum, apakah memerlukan pelatihan kader ?
6.      Apa suka duka menjadi kader ?
7.      Apa manfaat yang diperoleh selama menjadi kader ?
8.      Kesulitan apa yang dihadapi selama menjadi kader ?
9.      Apa yang diharapkan dari kader untuk meningkatkan aktifitas pada kader ?
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KETUA PKK / LMD

1.      Ada berapa posyandu yang ada di wilayah ini ?
2.      Apakah posyandu berjalan secara rutin ? Bagaimana pelaporannya ?
3.      Berapa jumlah kader yang ada ?
4.      Apakah kader posyandu sudah mendapatkan pelatihan ?
5.      Berapa jumlah kader yang aktif ?
6.      Apakah kader yang ada diposyandu dilakukan penyegaran oleh petugas puskesmas ? Jika ya, apakah dilakukan secara rutin ?
7.      Apakah ada petugas puskesmas yang datang ke posyandu ?
8.      Apakah petugas kesehatan selalu datang saat program pelaksanaan
posyandu ?
9.      Apakah ada masalah yang dirasakan oleh kader dalam mengelola posyandu ?
10.  Adakah peran serta instansi lain dalam pelaksanaan program posyandu ?
11.  Apakah di posyandu ada program PMT ?
12.  Apakah tersedia dana sehat ? bagaimana pengelolaannya ?
13.  Apakah program imunisasi dilakukan oleh posyandu ?
14.  Kegiatan apa saja yang ada di posyandu ?

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA DESA


  1. Berapakah jumlah penduduk di desa ini, laki – laki ….perempuan :…….
  2. Bagaimana struktur penduduk desa
  3. Berapakah angka kematian kasar
  4. Berapakah angka kelahiran di desa
  5. Berapakah jumlah keluarga
  6. Jenis keluarga
  7. Bagaimanakah status perkawinan keluarga
  8. Bagaimanakah tingkat perceraian
  9. Apa nuilai yang ada di masyarakat ( merugikan / menguntungkan kesehatan )
  10. Bagaimanakah kepercayaan masyarakat, agama
  11. Masalah kesehatan apa yang paling dirasakan di desa ini
  12. Sumber daya yang dimiliki desa untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
  13. Apa saja yang dirasa sebagai faktor penghambat dalam menaggulangi masalah kesehatan
  14. Bagaimana menurut bapak motivasi masyarakat untuk hidup sehat
  15. Apa saja yang paling disukai masyarakat dalam memutuskan/mengambil keputusan
  16. Apa cara / metode yang paling disukai masyarakat dalam pemnyuluhan kesehatan
  17. Siapa saja tokoh masyarakat yang paling berpengaruh

PENGKAJIAN KOMUNITAS (SUSI)


PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGURUS POSYANDU / KADER
1.      Berapa jumlah kader ?
2.      Berapa jumlah kader yang aktif /
3.      Apa motivasi mereka untuk menjadi kader ?
4.      Apakah kader tersebut pernah mengikuti latihan ?
5.      Jika belum, memerlukan pelatihan atau tidak ?
6.      Apa suka dan duka menjadi kader ?
7.      Manfaat apa yang diperoleh selama menjadi kader ?
8.      Kesulitan apa yang dialami selama menjadi kader ?

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KETUA PKK/LKMD
1.      Ada berapa posyandu yang ada diwilayah ini ?
2.      Apakah posyandu berjalan secara rutin / bagaimana pelaporannya ?
3.      Berapa jumlah kader yang ada ?
4.      Apakah kader posyandu sudah dapat pelatihan ? jika sudah berapa jumlah kader yang terlatih, jika tidak apakah memerlukan pelatihan ?
5.      Berapa jumlah kader yang aktif ?
6.      Apakah kader yang ada di posyandu dilakukan penyegaran oleh petugas puskesmas ? jika iya apakah dilakukan secara rutin ?
7.      Apakah ada petugas puskesmas yang datang ke posyandu ?
8.      Apakah petugas selalu datang saat program pelaksanaan posyandu ?
9.      Apakah ada masalah yang dirasakan oleh kader dalam pelaksanaan program posyandu ?
10.  Apakah peran serta instansi lain dalam pelaksanaan program posyandu ?
11.  Apakah diposyanduada program PMT ?
12.  Apakah tersedia dana sehat / bagaimana pengelolaannya ?
13.  Apakah program imunisasi dilakukan oleh/di posyandu ?
14.  Kegiatan apa saja yang ada di posyandu ?


PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA DESA

1.      Berapa jumlah penduduk disini? Pria……,wanita……
2.      Bagaimana struktur penduduk desa ?
3.      Berapa angka kematian kasar di desa tersebut ?
4.      Bagaimana status perkawinan keluarga ?
5.      Bagaimana tingkat perceraian /
6.      Apa nilai masyarakat yang dinilai merugikan/ menguntungkan ditinjau dari segi kesehatan ?
7.      Bagaiman kepercayaan masyarakat ? ( agama )………..
8.      Masalah kesehatan apa yang paling dirasakan ?
9.      Sumber dana / daya yang tersedia dari pihak pemerintah setempat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga ?
10.  Bagaimana menurut kepala desa tentang motivasi masyarakat terhadap kegiatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan ?
11.  Apa cara yang paling disukai masyarakat dalam mengambil keputusan ?
12.  Apa cara/ metode yang paling disukai masyarakat dalam menyampaikan informasi ?
13.  Siapa saja tokoh masyarakat yang berpengaruh ?












PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KELOMPOK ORMAS

1.      Organisasi masyarakat apa yang ada wilayah ini dan berapa jumlah anggota yang aktif ?
2.      Apa bentuk kegiatan diorganisasi tersebut ?
3.      Sumber daya / dana apa yang dimiliki oleh organisasi / jelaskan ?
4.      Bagaimana ketertiban dalam penanggulangan masalah kesehatan/ kegiatan pelayanan terpadu yang ada ?
5.      Apa masalah yang dirasakan oleh organisasi dalam melaksanakan kegiatan ?
6.      Apa yang diharapkan oleh organisasi untuk menunjang kegiatan ?

Senin, 10 Agustus 2015

PENGABDIAN MASYARAKAT SENAM REMATIK



SOSIALISASI SENAM REMATIK PADA KADER KESEHATAN
DI RW VII PETORAN KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES
 SURAKARTA

A.    PENDAHULUAN
            Harapan hidup suatu bangsa seringkali dijadikan sebagai tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Indonesia adalah  suatu negara yang sedang berkembang yang merupakan negara dengan perkembangan yang cukup baik dimana pada tahun 2000 jumlah orang lanjut usia diproyeksikan sebesar 7,28 % dan pada tahun 2020 sebesar 11,34 % (BPS 1992 dalam Darmojo 2010). Dari data USA-Bureau of the Census, bahkan Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan warga lansia terbesar seluruh dunia, antara tahun 1990-2025 yaitu sebesar 414 % (Kinsella & Taeuber 1993 dalam Darmojo 2010). Meningkatnya usia harapan hidup berarti semakin tinggi jumlah lansia di Indonesia, hal ini merupakan konsekuensi logis berhasilnya pembangunan di Indonesia. Hal ini perlu diantisipasi sehingga lansia menjadi bagian masyarakat yang produktif, mandiri dan tidak menjadi beban masyarakat.
Perubahan-perubahan akan terjadi seiring bertambahnya usia manusia dan kejadian penyakit akan meningkat pula sejalan dengan bertambahnya usia. Sebab penyakit pada lansia ini pada umumnya lebih bersifat endogen daripada eksogen. Penyebab tersebut antara lain adalah adanya penurunan fungsi berbagai alat tubuh karena proses menjadi tua, pergantian sel parenkim oleh sel penyangga, produksi hormon yang menurun, produksi enzim yang menurun dan penurunan imunitas tubuh (Darmojo 2010).  Perubahan tersebut menyebabkan timbulnya gangguan ataupun penyakit pada semua sistem termasuk memberi dampak pada sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang terkait. Perubahan pada sistem muskuloskeletal dapat berupa  gangguan persendian seperti golongan rematik. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga  (Depkes RI 1980 dalam Darmojo 2010), penyakit-penyakit yang banyak ditemukan pada lansia mengalami kenaikan, seperti penyakit kardiovaskuler dari 0,1 % (1972) menjadi 0,6 % (1980), penyakit susunan syaraf dari 0,1 % menjadi 0,2 %, penyakit sendi dan reumatik dari 0.1 % menjadi 0,3 %.  Hasil penelitian yang dilakukan oleh WHO-SEARO pada tahun 1991 di Jawa Tengah mengenai macam penyakit dan kesehatan orang lanjut usia (60 tahun ke atas) yang dilakukan pada sebanyak 1203 orang yang dipilih secara random di desa dan di kota menunjukkan hasil bahwa penyakit musculo skeletal disease yaitu artritis / rheumatism menempati urutan pertama yaitu 49 % (Darmojo 2010).
Penyakit gangguan persendian merupakan salah satu penyebab utama terjadinya disabilitas pada lansia.Pada sinovial sendi terjadi perubahan berupa tidak ratanya permukaan sendi, fibrilasi dan pembentukan celah dan lekukan di permukaan tulang rawan (Stockslager & Schaeffer 2007).Gangguan persendian yaitu rematik mempunyai tanda nyeri sendi ataupun tulang belakang.Penyakit ini menyerang sendi dan struktur jaringan penunjang disekitar sendi sehingga menimbulkan rasa nyeri.Biasanya lansia mengalami sakit ketika berjalan, naik tangga, bangun dari tempat tidur ataupun saat berpakaian.Nyeri sendi akibat rematik ini masih dianggap remeh oleh lansia, padahal rasa sakit yang timbul bisa mengganggu lansia dan dapat membatasi lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Activity of Daily Living / ADL).
Kesehatan pada lansia bukan hanya berdasar pada sehat  atau tidaknya seseorang dari segi fisik atau psikis. Terdapat tiga hal yang menyangkut kesehatan pada lansia yaitu status fungsional, masalah kesehatan utama pada lansia (sindroma geriatrik)  dan penyakit (disease). Status fungsional pada lansia menunjukkan kemampuan seorang lansia sebagai individu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (Kushariyadi 2011).
Beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai bagian dunia menunjukkan bahwa latihan olah raga yang teratur pada populasi lansia masih memungkinkan perbaikan kapasitas aerobik, sirkulasi darah dan berbagai organ-organ lain (Williamson 1985 dalam Darmojo 2010). Penelitian lain juga membuktikan bahwa kemungkinan ketergantungan fungsional pada lansia yang tidak aktif akan meningkat sebnayak 40-60 % dibanding lansia yang bugar dan aktif secara fisik ( Reuben at el 1996 dalam Darmojo 2010). Edward dan Larson sebagaimana dikutip oleh Kane et al (1994) menyatakan hasil penelitiannya bahwa latihan / olahraga dengan intensitas sedang dapat memberikan keuntungan bagi para lansia melalui berbagai hal, antara lain status kardiovaskuler, risiko fraktur, abilitas fungsional, dan proses mental; peningkatan aktifitas tersebut hanya sedikit menimbulkan komplikasi (Darmojo 2010).
Kualitas hidup lansia terutama status fungsionalnya perlu ditingkatkan sehingga lansia dapat melakukan ADL secara mandiri.Mandiri adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau penyakit. Mandiri juga dikatakan merawat diri sendiri atau merawat diri dan dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS). AKS ADL pekerjaan rutin sehari-hari seperti halnya ; makan, minum, mandi, berjalan, tidur, duduk, BAB, BAK, dan bergerak (Setiawan 2009).
Dalam mengurangi rasa nyeri sendi serta mencegah penyakit rematik menjadi lebih parah, dapat digunakan metode gerak tubuh yang dikenal dengan senam rematik.Menurut Nuhonni (2010) secara umum gerakan-gerakan senam rematik dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan gerak, fungsi, kekuatan dan daya tahan otot, kapasitas aerobik, keseimbangan, biomedik sendi dan rasa posisi sendi.Senam ini konsentrasinya pada gerakan sendi sambil meregangkan ototnya dan menguatkan ototnya, karena otot-otot inilah yang membantu sendi untuk menopang tubuh (Candra 2008).
Dari survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal Oktober 2013 di RW VII Petoran Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Surakarta melalui wawancara dan kuesioner , diperoleh data bahwa belum pernah dilakukan senam rematik pada warga termasuk kader kesehatan dan lebih dari 40 % lansia mengalami nyeri sendi. Para kader kesehatan mengatakan sangat ingin mengajari warga terutama lansia yang mengalami nyeri sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia dengan melalui kegiatan pelatihan tentang senam rematik.



B.     TINJAUAN PUSTAKA
Senam rematik merupakan jenis senam ringan yang berfungsi mengatasi keluhan yang biasa muncul pada penyakit rematik, misalnya kekakuan dan nyeri sendi, kelemahan dan ketegangan otot.Senam rematik hanyalah satu upaya untuk mencegah dan meringankan gejala-gejala rematik.Selain juga berfungsi sebagai terapi tambahan terhadap pasien rematik dalam fase tenang.Senam ini adalah salah satu modal untuk memandu mencegah dan memberikan terapi terhadap gejala rematik atau gejala osteoartritis (Wahyuni, 2008).Latihan ini juga ditujukan bagi mereka yang sehat dan pasien rematik yang berada dalam kondisi normal atau fase tenang. Gerakan rematik mencakup delapan komponen gerak, yaitu : gerak menjaga postur tubuh, peregangan otot, latihan luas gerak sendi, penguatan otot, penguatan kerja jantung dan paru-paru, latihan keseimbangan, koordinasi, serta ketahanan otot. Gerakan-gerakan senam rematik dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan gerak, fungsi, kekuatan dan daya tahan otot, kapasitas aerobik, keseimbangan, biomekanik sendi dan rasa posisi sendi.Senam rematik ini konsentrasinya pada gerakan sendi sambil meregangkan dan menguatkan otot, karena otot-otot inilah yang membantu sendi untuk menopang tubuh (wahyuni, 2008).
Gerakan senam rematik dimulai dari pemanasan, inti 1, inti 2, dan di akhiri dengan pendinginan.Gerakan senam rematik yang mempunyai pengaruh dalam penurunan terhadap nyeri sendi yaitu terutama pada latihan inti 1 dan inti 2.Gerakan inti 1 tersebut meliputi gerakan strengthening and balancing yang dapat memberikan kekuatan serta fleksibilitas otot (quadriceps dan hamstring) dan sendi ekstrimitas bawah.Gerakan latihan inti 2 tersebut meliputi menggenggam, meregangkan, dan menekuk telapak tangan menggunakan bola kecil untuk melatih sendi jari-jari tangan dan pergelangan tangan serta menggunakan bola besar yang dipakai pada gerakan rotasi tubuh untuk melatih otot-otot dada, punggung dan perut serta lengan.Namun, pada gerakan latihan inti 2 ini masih terdapat beberapa gerakan yang ditujukan untuk melatih otot quadriceps dan hamstring.Berbagai gerakan senam rematik tersebut menyebabkan gerak sendi tidak terbatas lagi nyeri atau kekakuan, mencegah kerusakan tulang rawan sendi, dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi.
Senam rematik dapat dilakukan dalam posisi apapun, baik berdiri maupun duduk.Tetapi jika sendi-sendi besar seperti sendi panggul atau sendi lutut tubuh tak cukup kuat menahan berat badan, senam dapat dilakukan dengan duduk.Hal ini berprinsip bahwa latihan fisik apapun harus dilaksanakan sesuai kemampuan dan tidak boleh dipaksakan.Begitu halnya ketika melaksanakan senam rematik sebaiknya tidak dipaksakan agar rasa nyeri tidak bertambah.Bila ingin mendapatkan hasil maksimal, senam rematik dapat dibarengi dengan jenis olahraga lain, misalnya berenang dan bersepeda.Senam rematik dilakukan rutin 3-5 kali seminggu dengan durasi 30-60 menit.
Terdapat 8 tahapan senam rematik :
1.      Menjaga postur tubuh
2.      Peregangan otot
3.      Latihan lingkup gerak sendi
4.      Latihan penguatan otot
5.      Latihan penguatan kerja jantung dan paru-paru
6.      Latihan keseimbangan
7.      Latihan koordinasi
8.      Latihan ketahanan otot
Prosedur Senam Rematik
Warming Up (Pemanasan)
Bertujuan untuk :
1.      Mempersiapkan tubuh secara fisiologis dan psikologis untuk mulai melakukan latihan.
2.      Meningkatkan suhu tubuh secara bertahap melakukan gerakan-gerakan otot besar, mulai dari kepala, bahu, tubuh bagian atas sampai tubuh bagian bawah.
Gerakan tahap pemanasan senam rematik :
1.      Mengambil napas dari hidung dan membuang napas melalui mulut. Diikuti gerakan kepala menunduk.
2.      Gerakan kepala menengok ke kanan kembali ke tengah, menengok ke kiri kembali ke tengah. Dilanjutkan memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri, diakhiri dengan menunduk, kemudian menengok ke kanan menundukkan kepala lalu kembali ke tengah dilanjutkan ke arah yang lain. Gerakan ini bertujuan untuk melemaskan otot-otot sekitar lehar dan bahu.
3.      Latikan gerkan kepala ditambah dengan berjalan di tempat. Berguna untuk meningkatkan suhu tubuh.
4.      Gerak 2 diulang.
5.      Mendorong bahu ke depan dilanjutkan gerakan memutar bahu ke belakang sampai 4x.
6.      Gerakan langkah tunggal dan gerakan langkah ganda sambil menggerakkan jari-jari untuk meningkatkan suhu tubuh dan relaksasi jari-jari serta tubuh bagian atas. Diulang sebanyak 2 kali.
7.      Gerakan maju mundur dengan disertai menggunakan tangan secara perlahan-lahan lalu didorong ke depan dan ke samping.
8.      Gerakan tubuh bagian bawah dengan mengangkat kaki juga ke samping.
9.      Gerakan peregangan dinamis.
Mendorong tangan secara bergantian ke sudut kanan dan kiri sebanyak 8 kali dilanjutkan dengan sisi tubuh sebanyak 8 kali, otot-otot dada beserta paha belakang diakhiri dengan mengayun ke kanan dan ke kiri.
10.  Peregangan statis
Menahan selama 8 hitungan dilanjutkan dengan peregangan betis, peregangan otot paha bagian bawah, rotasi tubuh bagian atas dialnjutkan dengan pernapasan. Diulangi peregangan statis di sisi lain.
11.  Diakhiri dengan gerakan pernapasan.

Latihan Inti 1
Bertujuan untuk :
1.      Melatih kerja jantung dan paru-paru.
2.      Melatih koordinasi gerak.
3.      Melatih keseimbangan tubuh.
4.      Menguatkan otot-otot besar.
Gerakan tahap latihan inti 1 :
1.      Diawali dengan gerakan peralihan untuk relaksasi jari-jari, bahu dan siku.
2.      Gerakan membuka dan menutup kaki dengan langkah tunggal dan langkah ganda.
3.      Jalan maju mundur melatih otot pada bagian depan / quadriceps dilanjutkan mengangkat kaki untuk melatih paha bagian samping dan bagian dalam.
4.      Melangkah ke samping dikombinasi melatih otot paha bagian belakang / hamstring dilanjutkan dengan gerakan ke sudut kanan dan kiri.
5.      Mendorong tangan dan kaki ke samping, belakang, lalu serong kanan dan kiri diakhiri mendorong ke depan.
6.      Gerakan strengthening and balancing
Menguatkan otot-otot kaki, paha luar dan dalam, dada, punggung dan lengan dilanjutkan dengan menekuk lutut lalu mendorong ke belakang diakhiri dengan gerakan menyerong ke kanan dan ke kiri.Menekuk lulut dan pergelangan kaki melingkar ke arah dalam dan luar.Diakhiri gerakan pernapasan.
Latihan Inti 2
1.      Gerakan tahap latihan inti 2 (menggunakan bola kecil) :
Menggenggam bola dan meregangkan telapak tangan untuk melatih sendi jari-jari tangan.Menekuk pergelangan tangan berguna untuk sendi-sendi pergelangan tangan.Pergelangan tangan merentang ke samping dengan pergelangan ke arah yang berbeda.Diakhiri rotasi.
2.      Gerakan tahap latihan inti 2 (menggunakan bola besar) :
a.       Menekuk bola hinga terasa di otot-otot punggung dan perut.
b.      Rotasi untuk perputaran tubuh bagian atas dilanjutkan gerak interval (mendribble bola sebelum gerakan selanjutnya).
c.       Miringkan badan ke kanan dan ke kiri.
d.      Menggerakkan otot dada dan lengan dilanjutkan gerakan interval.
e.       Memutar bola ke kanan dan ke kiri.
f.       Mengangkat kaki kanan dan kiri secara bergantian dilanjutkan gerakan interval.
g.      Mendorong kaki ke kanan dan ke kiri untuk melatih oto quadriceps dan hamstring.
h.      Membuat angka 8 untuk melatih tubuh bagian atas dan tubuh bagian bawah. Lalu kembali ke posisi semula.
Cooling Down (Pendinginan)
1.      Diawali pernapasan sambil menundukkan kepala dan kembali tegak. Mendorong tangan dengan ayunan badan bagian atas ke sisi kanan dan kiri.
2.      Mengambil napas dari hidung dan membuang napas dari mulut diulang sebanyak 4 kali.
3.      Mengambil napas turun ke posisi menekuk lutut akan terasa peregangan otot punggung dan kontraksi otot perut serta relaksasi tubuh bagian atas. Lalu kembali ke posisi awal.
4.      Peregangan dinamis
Mengayunkan tangan ke depan dan ke belakang sebanyak 6 kali.
5.      Peregangan statis untuk sisi tubuh bagian smaping kanan dan kiri, otot betis, lengan , pergelangan tangan, otot paha dalam dan rotasi tubuh bagian atas.
6.      Diakhiri dengan gerakan pernapasan.

C.    RUMUSAN MASALAH
1.      Identifikasi Masalah
Melihat pada situasi dan resiko kesehatan yang telah di uraikan diatas beberapa permasalahan yang dapat kami identifikasi adalah :
a.       Kegiatan Preventif dan promotif sebagai usaha untuk pemberian kegiatan senam rematik kurang optimal di masyarakat sehubungan dengan pengetahuan yang terbatas, sehinga perlu di lakukan kegiatan penyuluhan
b.      Banyaknya lansia yang menderita nyeri sendi.
c.       Belum pernah diadakan pelatihan senam rematik.
d.      Keterbatasan sumber dana dan sumber daya manusia dalam kegiatan sosialisasi kesehatan masyarakat  dilingkungan RW VII Petoran Kelurahan Jebres.
2.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikembangkan dalam usulan pengabdian masyarakat ini adalah :
“Apakah dengan melakukan sosialisasi senam rematik pada kader kesehatan dapat merubah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan kader kesehatan serta dapat mengurangi nyeri sendi pada lansia dimasa sekarang dan yang akan datang?

D.    KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Secara sistimatis kerangka penyelesaian masalah melalui penerapan IPTEK digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Skema Metodologi
TAHAP I:
Input                                        Proses                                    Output


 





















E.     KHALAYAK SASARAN
Target luaran yang diharapkan dari pengabdian masyarakat ini adalah:
1.      100 % dari peserta penyuluhan yang terdiri dari kader kesehatan RW VII Petoran Kelurahan Jebres dapat memahami tentang senam rematik.
2.      Kader kesehatan sebagai peserta penyuluhan mempunnyai kemampuan untuk mentransfer kembali informasi dan menjadi instruktur senam rematik.
3.      Mengembangkan sistim pelaporan yang dapat dipakai untuk monitoring dan evaluasi keberhasilan program preventif nyeri sendi.

F.     INSTITUSI TERKAIT
Institusi yang diikutsertakan dalam pengabdian masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat adalah kader kesehatan RW VII Kalurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta dimana terdapat banyak lansia yang mengalami nyeri sendi.

G.    METODE KEGIATAN
Dari beberapa permasalahan yang paling menonjol dan memerlukan penanganan atau tindak lanjut adalah sosialisasi kesehatan  yang dilakukan oleh kader kesehatan sehingga solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
1.      Pemberian penyuluhan Kesehatan tentang senam rematik.
2.      Pemberian pelatihan (demonstrasi) senam rematik.
3.      Metode yang digunakan adalah ceramah, pemutaran video dan demonstrasi senam rematik
Kader kesehatan diberi wawasan mengenai senam rematik dan diberi pelatihan tentang senam rematik, kemudian kader kesehatan akan menjadi model / instruktur senam rematik bagi warga sekitar terutama lansia.
Metode yang digunakan agar tercapai tujuan dari usulan pengabdian masyarakat ini adalah:
a.       Pemberian materi yang akan disampaikan sehingga memudahkan peserta untuk mempelajari dan mengikuti pesan yang disampaikan
b.      Ceramah sebagai metode komunikasi searah dan diskusi atau tanya jawab sebagai metode komonikasi dua arah.
c.       Pemutaran videodan demonstrasi sebagai media untuk mempermudah kader kesehatan mengaplikasikan senam rematik.
4.      Khalayak sasaran dalam usulan pengabdian masyarakat ini adalah: Kader kesehatan RW VII Petoran kelurahan Jebres, sedang manfaat dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih parakader kesehatan tentang senam rematik sehingga dapat mengajari lansia yang menderita nyeri sendi yang pada akhirnya nyeri sendi berkurang.

H.    RESUME PELAKSANAAN
Tempat                                   : Rumah Bidan Titik Di RW VII Petoran
Hari / tanggal                          : 17 November 2013
Waktu                                     : Pukul 15.30 sampai 17.30 WIB.
Tujuan umum :
Setelah mengikuti sosialisasi (penyuluhan dan demonstrasi) senam rematik, kader kesehatan  mampu mengetahui dan mendemonstrasikan kembali tentang senam rematik.
Tujuan khusus :
Setelah mengikuti sosialisasi (penyuluhan dan demonstrasi) senam rematik, kader kesehatan mampu:
a.    Menyebutkan pengertian senam rematik
b.    Menyebutkan tujuan senam rematik
c.    Menyebutkan waktu yang tepat pelaksanaan senam rematik
d.   Menyebutkan tahap-tahap senam rematik.
e.    Mendemonstrasikan senam rematik




Pelaksanaan kegiatan :
Acara:
1.      Pembukaan
Pembukaan diawali dengan sambutan Ketua Kader Kesehatan RW VII Petoran.
2.      Acara inti
a.       Penyampaian pendahuluan tentang senam rematik
b.      Penyampaian materi soasialisasi tentang senam rematik
c.       Menayangkan video tentang tentang senam rematik
d.      Mendemonstrasikan gerakan senam rematik
e.       Tanya jawab dengan para audiens tentang materi yang telah disampaikan
f.       Praktek langsung tentang gerakan senam rematik.


















DAFTAR PUSTAKA

Alexander, Guire, Thellen, Miller, Schultz, Grunawalt & Giorgani  2000, Self Reported Walking Ability Predicts Functional Mobility Performance In Frail Older Adults, Journal Of American Geriatrics Society, Vol. 41, No, 11, 1408-1413.

Azizah, L Ma’rifatul 2011, Keperawatan Lanjut Usia, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Darmojo, B 2010, Buku Ajar Geriatri : Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, edisi 4, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Fatkuriyah, L 2010, Pengaruh Senam Rematik Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia Di Desa Sudimoro Kecamatan Tulungan Kabupaten Sidoarjo, Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Ferrucci, Luigi 2006, Effects Of A physical Activity Intervention On Measurement Of  Physical Performance : Result Lifestyle Interventions And Independence For Elder Pilot (LIFE-P) Study, Journal Of Gerontology, MEDICAL SCIENCES, Vol. 61A, No. 11, 1157-1165.

Gallo, Joseph J 1998,  Buku Saku Gerontologi, Alih Bahasa : James Veldman,  edisi 2, EGC, Jakarta.

Hardy, Perera, Roumani, Chandler & Studenski 2007, Improvement In Usual Gait Speed Predicts Better Survival In Older Adults. Journal American Geriatrics Society, Vol. 55, No. 11

Kushariyadi 2011, Asuhan Keperawatan Pada Klien lanjut Usia, Salemba Medika, Jakarta.

Lueckenotte 1998. Pengkajian Gerontologi. Ahli bahasa oleh : Aniek maryunani, EGC, Jakarta

Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi & Batubara 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Salemba Medika, Jakarta.

Nugroho, H Wahjudi 2008, Keperawatan Gerontologi, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Prawiro, M D 2012, Hidup Lansia Semakin Lama, BKKBN.go.id/rubrik/180, Jawa Tengah.

Pudjiastuti, S S & Utomo 2003, Fisioterapi Pada Lansia, EGC, Jakarta.

Nuhonni & Tulaar, Senam Rematik, 2008 (VCD) Jakarta : Pfizer.
Stanley, M & Beare, P Gauntlett 2006, Buku Ajar Keperawatan Gerontik, edisi 2, EGC, Jakarta.

Stockslanger, JL & Schaeffer, L 2007, Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik, edisi 2, EGC, Jakarta.

Tamher, S & Noorkasiani 2009, Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Thrisyaningsih, Probosuseno dan Astuti 2011, Senam Bugar Lansia Berpengaruh Terhadap Daya Tahan Jantung paru, Status Gizi Dan Tekanan Darah, Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol 8, No 1.

Utama, Hendra 2000, Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), edisi ke-2, EGC, Jakarta.

Wardhani, Nuhonni, Tamin, Wahyudi & Kekalih 2011, Kekuatan Otot Dan Mobilitas Usia Lanjut Setelah Latihan Penguatan Isotonik Quadriceps Femoris Di Rumah, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 61, No. 1.